Wednesday, July 29, 2015

Herbisida : Kontak vs Sistemik

herbisida kontak
Herbisida Kontak (Foto : Mustika Tani)
Masih ingat pembahasan mengenai klasifikasi dan jenis herbisida berdasarkan cara kerja translokasi herbisida di dalam tubuh tumbuhan? Yaa.. benar… Ada dua jenis herbisida berdasarkan pada cara kerjanya, yitu herbisida kontak dan herbisida sistematik.
Pada postingan kali ini kita akan sedikit mengulas mengenai cara kerja kedua jenis herbisida ini, sehingga kita mengetahui efek yang terjadi setelah penyemprotan gulma. Jadi jangan heran terhadap tingkat kelayuan gulma sehabis dilakukan penyemprotan.
Bila kita menginginkan gulma cepat layu, kita bisa menggunakan herbisida kontak. Herbisida jenis ini dapat langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian-bagian gulma yang terkena semprotan larutan herbisida ini, terutama pada bagian yang berwarna kehijauan. Bahan aktif herbisida kontak tidak ada yang ditranslokasikan ke bagian jaringan tumbuhan lainnya. Gulma dengan system perakaran yang tidak luas sangat efektif jika menggunakan herbisida jenis ini.
Agar bahan aktifnya menyebar ke seluruh bagian permukaan tumbuhan gulma serta untuk memperoleh pengendalian yang efektif dan lebih baik lagi, maka diperlukan dosis dan air pelarut dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan herbisida sistemik.
Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena larutan herbisida saja, maka pertumbuhan gulma dapat menjadi sangat cepat sehingga rotasi pengendalian menjadi sangat cepat. Selain itu, bagian bawah gulma seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi dan bisa bisa tumbuh kembali menjadi tumbuhan gulma.
herbisida sistemik
Herbisida sistemik (Foto : Mustika Tani)
Efek yang paling cepat dan mudah dilihat yaitu pada bagian gulma yang berwarna hijau dan aktif berfotosintesis. Biasanya gulma sudah layu 2-3 jam setelah penyemprotan, dan mati dalam waktu 2-3 hari kemudian. Namun, gulma akan tumbuh kembali sekitar 2-3 minggu kemudian.
Banyak merek herbisida kontak yang beredar dipasaran, diantaranya Herbisida Gramoxone, racun rumput Paraquat, Herbatop, dan Pacacol.
Efek yang terlihat lebih lama terjadi dengan herbisida jenis sistematik. Herbisida ini mentranslokasikan bahan aktifnya ke seluruh jaringan gulma. Dengan mengganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke jaringan tanaman gulma terutama daun, titik tumbuh, mata tunas, sampai kepada system perakarannya. Sekitar 1-2 hari efek terlihat merata pada seluruh bagian tumbuhan gulma.
Proses pertumbuhan kembali gulma yang telah diberi herbisida sistematik sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama. Kelebihan lainnya dalam penggunaan herbisida sistematik dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma melalui jaringan tumbuhan memerlukan sedikit air sehingga dapat digunakan pada semua jenis alat semprot.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pengaplikasian herbisida sistematik, yaitu gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif, cuaca cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, sebelum pengaplikasian keringkan areal yang akan disemprot, serta gunakan air bersih sebagai bahan pelarut.
Adapun contoh herbisida sistemik yang beredar dipasaran yaitu  Glifosat, Sulfosat, Polaris, Round up, Touch Down, dll. Herbisida sistemik boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron. Namun pembahasan mengenai pencampuran itu akan kita ulas pada postingan mendatang.


No comments:

Post a Comment