Friday, September 25, 2015
Thursday, July 30, 2015
Gulma resisten, pencampuran herbisida dapat menjadi solusi
Mencampur larutan herbisida (Foto: Pabrik Sprayer) |
Hallo permisah. Pernahkan mengalami kejadian gulma tidak kunjung mati setelah kita mengaplikasikan herbisida, padahal sudah mengikuti petunjuk penggunaan yang ada dikemasan. Kalau pernah, saya ucapkan selamat karena gulma anda telah mengembangkan antibody sendiri. Hahaha.. Kayak manusia saja pakai bahasa antibody segala. Mungkin lebih cocoknya gulma resisten terhadap jenis herbisida tersebut. Gak perlu bingung, ada solusi yang patut dicoba. Salah satunya yaitu dengan mencampur jenis herbisida.
Menurut Akobundu gulma yang telah resisten terhadap jenis herbisida akan sulit untuk dilakukan pengendalian. Namun, untuk mengantisipasi resistensi gulma tersebut, kita dapat mencampurkan dua jenis herbisida. Pencampuran dua jenis herbisida telah dilakukan sejak lama. Hal ini bertujuan untuk memperluas spektrum pengendalian gulma, mengurangi resistensi gulma terhadap salah satu jenis herbisida sehingga mencegah vegetasi gulma yang mengarah homogen.
Pencampuran jenis herbisida yang sering dilakukan yaitu jenis herbisida klomazon dan herbisida metribuzin. Klomazon merupakan herbisida sistemik yang diberikan pre emergence pada permukaan tanah. Cara kerjanya dengan penyerapan oleh akar tanaman untuk kemudian ditranslokasikan ke atas tanaman hingga daun. Dengan menghambat pembentukan katorenoid sehingga menyebabkan pemutihan kloroplas. Sedangkan metribuzin mengganggu aktivitas fotosintesis pada gulma golongan rumput dan daun lebar.
Pencampuran jenis herbisida ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam rangka pengendalian gulma. Dengan mencampur kedua jenis herbisida maka akan memperlihatkan hubungan satu bahan aktif dengan bahan aktif lainnya. Interaksi kedua bahan aktif ini memberikan efek yang berbeda ketika diberikan secara masing-masing. Interaksi ini bisa bersifat sinergi, additive bahkan antagonis sehingga perlu jenis herbisida dan cara yang tepat sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
Di pekarangan rumah saya sendiri belum pernah dilakukan pencampuran dua jenis herbisida. Suami saya lebih senang menebas gulma dan membersihkannya secara manual. Bilangnya sih sambil olahraga. Hahaha.. Biar six Pack jare. Oh iya, bila anda berminat untuk mencampur dua jenis herbisida, ada baiknya konsultasikan dengan penyuluh pertanian atau agronomist di lingkungan anda.
Menurut Akobundu gulma yang telah resisten terhadap jenis herbisida akan sulit untuk dilakukan pengendalian. Namun, untuk mengantisipasi resistensi gulma tersebut, kita dapat mencampurkan dua jenis herbisida. Pencampuran dua jenis herbisida telah dilakukan sejak lama. Hal ini bertujuan untuk memperluas spektrum pengendalian gulma, mengurangi resistensi gulma terhadap salah satu jenis herbisida sehingga mencegah vegetasi gulma yang mengarah homogen.
Pencampuran jenis herbisida yang sering dilakukan yaitu jenis herbisida klomazon dan herbisida metribuzin. Klomazon merupakan herbisida sistemik yang diberikan pre emergence pada permukaan tanah. Cara kerjanya dengan penyerapan oleh akar tanaman untuk kemudian ditranslokasikan ke atas tanaman hingga daun. Dengan menghambat pembentukan katorenoid sehingga menyebabkan pemutihan kloroplas. Sedangkan metribuzin mengganggu aktivitas fotosintesis pada gulma golongan rumput dan daun lebar.
Pencampuran jenis herbisida ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam rangka pengendalian gulma. Dengan mencampur kedua jenis herbisida maka akan memperlihatkan hubungan satu bahan aktif dengan bahan aktif lainnya. Interaksi kedua bahan aktif ini memberikan efek yang berbeda ketika diberikan secara masing-masing. Interaksi ini bisa bersifat sinergi, additive bahkan antagonis sehingga perlu jenis herbisida dan cara yang tepat sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
Di pekarangan rumah saya sendiri belum pernah dilakukan pencampuran dua jenis herbisida. Suami saya lebih senang menebas gulma dan membersihkannya secara manual. Bilangnya sih sambil olahraga. Hahaha.. Biar six Pack jare. Oh iya, bila anda berminat untuk mencampur dua jenis herbisida, ada baiknya konsultasikan dengan penyuluh pertanian atau agronomist di lingkungan anda.
Wednesday, July 29, 2015
Herbisida : Kontak vs Sistemik
Herbisida Kontak (Foto : Mustika Tani) |
Masih ingat pembahasan mengenai klasifikasi dan jenis herbisida berdasarkan cara kerja translokasi herbisida di dalam tubuh tumbuhan? Yaa.. benar… Ada dua jenis herbisida berdasarkan pada cara kerjanya, yitu herbisida kontak dan herbisida sistematik.
Pada postingan kali ini kita akan sedikit mengulas mengenai cara kerja kedua jenis herbisida ini, sehingga kita mengetahui efek yang terjadi setelah penyemprotan gulma. Jadi jangan heran terhadap tingkat kelayuan gulma sehabis dilakukan penyemprotan.
Bila kita menginginkan gulma cepat layu, kita bisa menggunakan herbisida kontak. Herbisida jenis ini dapat langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian-bagian gulma yang terkena semprotan larutan herbisida ini, terutama pada bagian yang berwarna kehijauan. Bahan aktif herbisida kontak tidak ada yang ditranslokasikan ke bagian jaringan tumbuhan lainnya. Gulma dengan system perakaran yang tidak luas sangat efektif jika menggunakan herbisida jenis ini.
Agar bahan aktifnya menyebar ke seluruh bagian permukaan tumbuhan gulma serta untuk memperoleh pengendalian yang efektif dan lebih baik lagi, maka diperlukan dosis dan air pelarut dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan herbisida sistemik.
Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena larutan herbisida saja, maka pertumbuhan gulma dapat menjadi sangat cepat sehingga rotasi pengendalian menjadi sangat cepat. Selain itu, bagian bawah gulma seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi dan bisa bisa tumbuh kembali menjadi tumbuhan gulma.
Efek yang paling cepat dan mudah dilihat yaitu pada bagian gulma yang berwarna hijau dan aktif berfotosintesis. Biasanya gulma sudah layu 2-3 jam setelah penyemprotan, dan mati dalam waktu 2-3 hari kemudian. Namun, gulma akan tumbuh kembali sekitar 2-3 minggu kemudian.
Banyak merek herbisida kontak yang beredar dipasaran, diantaranya Herbisida Gramoxone, racun rumput Paraquat, Herbatop, dan Pacacol.
Efek yang terlihat lebih lama terjadi dengan herbisida jenis sistematik. Herbisida ini mentranslokasikan bahan aktifnya ke seluruh jaringan gulma. Dengan mengganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke jaringan tanaman gulma terutama daun, titik tumbuh, mata tunas, sampai kepada system perakarannya. Sekitar 1-2 hari efek terlihat merata pada seluruh bagian tumbuhan gulma.
Proses pertumbuhan kembali gulma yang telah diberi herbisida sistematik sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama. Kelebihan lainnya dalam penggunaan herbisida sistematik dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma melalui jaringan tumbuhan memerlukan sedikit air sehingga dapat digunakan pada semua jenis alat semprot.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pengaplikasian herbisida sistematik, yaitu gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif, cuaca cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, sebelum pengaplikasian keringkan areal yang akan disemprot, serta gunakan air bersih sebagai bahan pelarut.
Adapun contoh herbisida sistemik yang beredar dipasaran yaitu Glifosat, Sulfosat, Polaris, Round up, Touch Down, dll. Herbisida sistemik boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron. Namun pembahasan mengenai pencampuran itu akan kita ulas pada postingan mendatang.
Pada postingan kali ini kita akan sedikit mengulas mengenai cara kerja kedua jenis herbisida ini, sehingga kita mengetahui efek yang terjadi setelah penyemprotan gulma. Jadi jangan heran terhadap tingkat kelayuan gulma sehabis dilakukan penyemprotan.
Bila kita menginginkan gulma cepat layu, kita bisa menggunakan herbisida kontak. Herbisida jenis ini dapat langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian-bagian gulma yang terkena semprotan larutan herbisida ini, terutama pada bagian yang berwarna kehijauan. Bahan aktif herbisida kontak tidak ada yang ditranslokasikan ke bagian jaringan tumbuhan lainnya. Gulma dengan system perakaran yang tidak luas sangat efektif jika menggunakan herbisida jenis ini.
Agar bahan aktifnya menyebar ke seluruh bagian permukaan tumbuhan gulma serta untuk memperoleh pengendalian yang efektif dan lebih baik lagi, maka diperlukan dosis dan air pelarut dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan herbisida sistemik.
Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena larutan herbisida saja, maka pertumbuhan gulma dapat menjadi sangat cepat sehingga rotasi pengendalian menjadi sangat cepat. Selain itu, bagian bawah gulma seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi dan bisa bisa tumbuh kembali menjadi tumbuhan gulma.
Herbisida sistemik (Foto : Mustika Tani) |
Banyak merek herbisida kontak yang beredar dipasaran, diantaranya Herbisida Gramoxone, racun rumput Paraquat, Herbatop, dan Pacacol.
Efek yang terlihat lebih lama terjadi dengan herbisida jenis sistematik. Herbisida ini mentranslokasikan bahan aktifnya ke seluruh jaringan gulma. Dengan mengganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke jaringan tanaman gulma terutama daun, titik tumbuh, mata tunas, sampai kepada system perakarannya. Sekitar 1-2 hari efek terlihat merata pada seluruh bagian tumbuhan gulma.
Proses pertumbuhan kembali gulma yang telah diberi herbisida sistematik sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama. Kelebihan lainnya dalam penggunaan herbisida sistematik dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma melalui jaringan tumbuhan memerlukan sedikit air sehingga dapat digunakan pada semua jenis alat semprot.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pengaplikasian herbisida sistematik, yaitu gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif, cuaca cerah dan tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, sebelum pengaplikasian keringkan areal yang akan disemprot, serta gunakan air bersih sebagai bahan pelarut.
Adapun contoh herbisida sistemik yang beredar dipasaran yaitu Glifosat, Sulfosat, Polaris, Round up, Touch Down, dll. Herbisida sistemik boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron. Namun pembahasan mengenai pencampuran itu akan kita ulas pada postingan mendatang.
Gulma : Terkadang Teman, Terkadang Lawan
Hallo.. Setelah seharian berjibaku
dengan urusan laporan keuangan, saatnya meluangkan waktu sejenak menulis kata
demi kata. Sesuai janji saya pada saat mengulas mengenai klasifikasi dan jenis
herbisida, maka pada kesempatan ini kita akan mengenai gulma.
Bagi sebagian orang awam mengira
gulma itu sejenis nama tanaman, padahal tidak. Pada intinya gulma yaitu tanaman
pengganggu tanaman utama. Secara definisi, gulma adalah tumbuhan pengganggu
yang kehadirannya tidak diinginkan karena dapat menurunkan hasil yang bisa
dicapai dari tanaman utama.
Secara teknis, keberadaan gulma
mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui proses kompetisi untuk
mendapatkan bahan fotosintesis. Sedangkan secara fleksibel, tidak ada btasan
yang mengikat bahwa tanaman tertentu bersifat gulma.
Gulma (Foto : Dwi Guntoro Blog) |
Gulma adalah tumbuhan yang
kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang
bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis.
Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian.
Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman
produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu
spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma.
Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak
mengganggu.
Dengan banyaknya tumbuhan yang
berpotensi menjadi gulma, maka berdasarkan siklus hidupnya gulma dibagi menjadi
tiga, yaitu :
Gulma setahun (semusim, annual
weeds), yaitu gulma dengan siklus hidup kurang dari setahun atau paling lama
setahun. Kebanyakan dari gulma ini hanya seumur tanaman semusim, sehingga lebih
sering disebut sebagai gulma semusim. Gulma semusim dengan umur yang pendek,
namun menghasilkan biji dalam jumlah banyak dan masa dormansi biji yang panjang
sehingga dapat lebih bertahan hidupnya.
Gulma dua tahun (biennial Weeds),
yaitu gulma dengan siklus hidup antara satu sampai dua tahun. Biasanya pada
tahun pertama untuk pertumbuhan vegetatif membentuk roset dan pada tahun kedua
gulma mulai berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati.
Gulma tahunan (perennial weeds),
yaitu gulma dengan siklus hidup lebih dari dua tahun. Gulma jenis ini dapat
berkembang biak dengan biji dan sebagian lagi berkembang biak secara vegetatif.
Uniknya tanaman ini seperti mati kekurangan air ketika musim kemarau, namun
ketika ketersediaan air tercukupi gulma akan bersemi kembali.
Gulma tahunan memiliki system
perkembangbiakan yang sederhana, yaitu simple perennial dan Creeping perennial.
Simple perennial, yaitu gulma yang berkembang biak dengan biji, akan tetapi
bila bagian tubuhnya terpotong dapat tumbuh menjadi individu baru. Creeping
perennial, yaitu gulma berkembang biak dengan bagian akar yang menjalar, batang
yang menjalar di atas tanah, atau batang yang menjalar di dalam tanah. Dengan
system perkembangbiakan vegetative seperti itu membuat gulma creeping perennial
sukar sekali diberantas.
Gulma yang tumbuh dengan baik di
tanah atau darat disebut gulma darat. Sedangkan gulma yang dapat tumbuh dengan
baik di habitat air disebut gulma air. Gulma air terbagi menjadi dua macam,
yaitu gulma air garam. Gulma-gulma tersebut dapat tumbuh di
tanah sawah, tanah kering atau tegalan, dan dapat pula tumbuh di areal perkebunan
yang cukup luas.
Apalagi
yaaa mengenai gulma yang belum tertuliskan? Hmmmm….. hoaaammmms… nampaknya mata
sudah mulai lelah dan jemari sudah mulai keriting. Ide bagus untuk mulai menuju
kasur yang empuk. Berharap semoga tidak bermimpi sedang berada diareal
pertanian dengan seabrek gulma yang perlu diberantas.. hahaha… maklum, efek
ngeblog gulma sebelum tidur… Good Night.
Mengetahui klasifikasi dan jenis herbisida untuk pengaplikasian yang tepat
Setelah puas nostalgia dengan tragedi
herbisida sekalian membahas apa itu herbisida, kali ini kita akan mengulas
klasifikasi herbisida berdasarkan jenis-jenisnya. Oh iya, ini di comot dari
bukunya Sembodo terbitan penerbit Graha Ilmu tahun 2010 dengan judul Gulma dan
pengelolaannya.
Berbagai macam herbisida di etalase toko obat pertanian |
Kita sering beranggapan bahwa gulma
itu harus dibasmi musnah, padahal pada dasarnya kita hanya mengendalikan saja.
Gulma itu tanaman pengganggu tanaman utama, jadi menurut saya selama belum
mengganggu tanaman utama yang dibudidayakan, maka belum dapat dikategorikan
sebagai gulma. Ups.. kayaknya habis salah minum obat nih, jadi ngomongnya agak
cerdas. Mungkin keminuman obat pembunuh rumput. Hahaha…
Untuk memberikan hasil yang
maksimal, maka kita harus mengetahui jenis herbisida sehingga sesuai
peruntukannya.
Berdasarkan pada perbedaan derajat
respon tumbuhan, herbisida dibagi menjadi dua, yaitu herbisida selektif dan
herbisida non selektif. Herbisida selektif bersifat lebih beracun untuk
tumbuhan tertentu daripada tumbuhan lainnya. Sedangkan herbisida non selektif
mempunyai sifat racun untuk semua species tumbuhan yang ada.
Berdasarkan pada media atau jalur
aplikasinya, herbisida terbagi menjadi Folliar applications dan soil
applications. Foliar Applications pengaplikasiannya melalui daun atau tajuk
gulma dan pada saat gulma sudah tumbuh, sehingga dikelompokkan menjadi
herbisida pasca tumbuh. Sedangkan soil application melalui tanah, bisa
disemprotkan pada permukaan tanah maupun dicampur dengan tanah.
Berdasarkan tipe translokasi dalam
tumbuhan, herbisida terbagi menjadi herbisida kontak dan herbisida sistemik.
Herbisida kontak mengendalikan gulma dengan cara mematikan gulma pada bagian
yang terkena langsung dengan herbisida. Sedangkan herbisida sistemik biasanya
akan menuju pada titik tumbuh yang dialirkan dari bagian tumbuhan yang terkena
kontak pertama dengan herbisida.
Bila sudah mengetahui pembagian
jenis herbisida, maka kita akan dengan mudah memilih herbisida yang tepat untuk
mengendalikan gulma. Pembagian jenis-jenis di atas masih secara umum. Kesempatan
mendatang kita akan membahas satu per satu jenis herbisida disertai dengan
contoh mereknya.
Oh iya, kita sudah membahas pengertian
herbisida dan klasifikasinya dalam mengendalikan gulma, tapi kita belum
mengenal seluk beluk gulma. Okay, postingan selanjutnya kita akan membahas
mengenai gulma. Cekidot….
Tuesday, July 28, 2015
Pengertian Herbisida bukan racun rumput round up
Pengaplikasian Herbisida (Foto: Media Penyuluhan) |
Masih
teringat akan tragedi yang terjadi akibat penggunaan jenis herbisida yang
salah. Sebenarnya sih tidak terlalu berdampak dengan rerumputannya, namun lebih
berdampak ke psikologis suami.. (ceileeh….). Inilah moment yang membuat
keinginan menulis mengenai herbisida menjadi lebih kuat.. (Masih sambil cengar-cengir
ketika mengingat suami kena omel ibu karena rerumputan di pekarangan tak
langsung layu). Maklum, pengetahuan terbatas mengenai herbisida membuat sang
ibu men-judge salah penyemprotan yang salah.
Mungkin
sebagian orang menyebut herbisida lebih ke arah brand mark yang familiar
didengar, racun rumput Round Up. Padahal yaa.. Itu brand.. Tapi tidak apalah, anggap aja
seperti mendengar semua sepeda motor disebut Honda, padahal sekarang tidak
hanya Honda saja yang eksis.
Secara
definisi, herbisida merupakan bahan kimia organic maupun non organic yang
berasal dari metabolit hasi ekstraksi dari suatu organisme yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan. Tidak hanya bersifat racun bagi
gulma dan tumbuhan pengganggu saja, namun juga dapat mempengaruhi tanaman
utama. Oleh karena itu, perlu dosis yang tepat sehingga tidak merugikan tanaman
utama.
Bagaimana
cara kerja herbisida sehingga bisa menghambat pertumbuhan tumbuhan? Macem
pertanyaan yang diajukan dosen saja dalam ujian semesteran.
Herbisida
mempengaruhi proses pembelahan sel, perkembangan jaringan, pembentukan
klorofil, respirasi, fotosintesis, metabolism, nitrogen, aktivitas enzim dan
sebagainya. Sehingga segala proses metabolism untuk menghasilkan protein dan
karbohidrat terganggu sehingga secara langsung mempengaruhi asupan makanan
untuk kebutuhan hidupnya.
Ada baiknya
sebelum kita membasmi gulma yang ada, kita harus mengetahui herbisida seperti
apa yang akan kita pakai. Biasanya lebih berdasarkan pada jenis dan klasifikasi
herbisida, media dan jalur aplikasinya, serta tipe translokasi herbisida dalam
tubuh tumbuhan. Sehingga akan memberikan hasil yang diinginkan.
Oh iya,,,
berhubung sifatnya yang beracun, ada baiknya perhatikan perlindungan diri dan
lingkungan dari paparan herbisida ketika mencampur dan menyemprotkannya. Semua
kemasan sudah memberikan informasi dan tipsnya.
Ingat, ini
adalah racun untuk memasmi gulma dan tanaman pengganggu. Bukan Racun Dunia…
Subscribe to:
Posts (Atom)